Gua Reregan
PARIGI,(KP).- Sejumlah warga menemukan yang diduga bekas-bekas kehidupan
manusia prasejarah (manusia goa) di beberapa gua alam di Ds. Selasari,
Kec. Parigi, Minggu (17/3). Gua alam yang memberi petunjuk adanya
kehidupan manusia gua pada periode 9000 tahun sebelum Masehi tersebut,
yaitu Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang.
Pascapenemuan tersebut, langsung dilakukan penelitian yang dilakukan oleh sekitar 8 (delapan) orang. Anggota tim peneliti berasal dari Deputi Penyuluh Bidang Kebudayaan dan Parawisata Kemendikbud, Budpora Kab. Pangandaran, dan anggota Karangtaruna, Desa Selasari.
Untuk diketahui, ciri kehidupan manusia prasejarah, hidup masih berpindah-pindah (nomaden). Untuk kelangsungan hidupnya mereka mendapatkan makanan yang disediakan oleh alam (food gathering) berupa cangkang kerang, siput (tenggek/keong) atau hewan yang terdapat di hutan.
Sementara itu, perkakas yang digunakan terbuat dari batu (batu rijang/jasper), tulang, atau tanduk. Perkakas yang biasa mereka gunakan berupa kapak genggam ujung tombak yang bergerigi, serta alat penusuk dari tanduk.
Adapun petunjuk kehidupan manusia prasejarah di Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang, yaitu ditemukannya fosil cangkang kerang (molusca) dan fosil tulang. Selain itu, ditemukkan perkakas berupa kapak (beliung) yang terbuat dari batu rijang, dan bebatuan lain yang dinamakan perkutor.
Ketua Karangtaruna Udin Tugaswara didampingi koleganya Narli, S.Pd menjelaskan, hamparan fosil molusca ditemukan di semua gua yang terdapat di Ds. Selasari Kc. Parigi (kedalaman sekitar 50 m -200 m). Selain di dalam gua, molusca juga berserakan di sekitar pelataran gua yang berjarak belasan meter dari pintu masuk ke dalam gua.
“Keberadaan molusca yang ditemukan di Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang volumenya sangat banyak. Temuannya tidak saja di dalam gua tetapi juga di luar gua,” kata Udin.
Kabid Budpora Kab. Pangandaran Dr. Erik Krisna Yudha melalui Kasi Seni Budaya Aceng Hasim, M.Pd. menjelaskan, fosil molusca (cangkang kerang) yang terdapat di gua Ds. Selasari diduga kuat sebagai sisa makanan manusia prasejarah yang hidup di lokasi tersebut. Setelah isinya dikonsumsi, cangkang kerang mereka gundukkan di sebuah sudut yang terdapat di dalam gua, atau di buang ke luar.
“Menurut kajian literatur, keberadaan fosil molusca di dalam gua dalam jumlah yang banyak diyakini sebagai sampah sisa makanan manusia prasejarah. Apalagi, di sekitar lokasi ditemukan juga fosil tulang, kapak beliung, dan beberapa buah perkutor, sehingga hal itu memberi petunjuk adanya manusia prasejarah di sejumlah gua Selasari,” kata Aceng.
Deputi Penyuluh Bidang Kebudayaan dan Parawisata Kemendikbud, Agus Mulyana, SH. Membenarkan temuan molusca di beberapa gua di Ds. Selasari. Terkait temuan tersebut, pihaknya akan melakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan lebih banyak ahli yang terkait arkeleologi.
“Jelas ini temuan baru daerah Jawa Barat. Temuan jejak kehidupan manusia prasejarah, sebelumnya hanya ada di Gua Pawon, Bandung Barat,” kata Agus.
Atas temuan molusca itu, diduga di dalam goa di Selasari juga terdapat fosil manusia prasejarah. Melihat jejaknya, kata dia, gua-gua tersebut cukup lama dihuni oleh mereka.
Pascapenemuan tersebut, langsung dilakukan penelitian yang dilakukan oleh sekitar 8 (delapan) orang. Anggota tim peneliti berasal dari Deputi Penyuluh Bidang Kebudayaan dan Parawisata Kemendikbud, Budpora Kab. Pangandaran, dan anggota Karangtaruna, Desa Selasari.
Untuk diketahui, ciri kehidupan manusia prasejarah, hidup masih berpindah-pindah (nomaden). Untuk kelangsungan hidupnya mereka mendapatkan makanan yang disediakan oleh alam (food gathering) berupa cangkang kerang, siput (tenggek/keong) atau hewan yang terdapat di hutan.
Sementara itu, perkakas yang digunakan terbuat dari batu (batu rijang/jasper), tulang, atau tanduk. Perkakas yang biasa mereka gunakan berupa kapak genggam ujung tombak yang bergerigi, serta alat penusuk dari tanduk.
Adapun petunjuk kehidupan manusia prasejarah di Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang, yaitu ditemukannya fosil cangkang kerang (molusca) dan fosil tulang. Selain itu, ditemukkan perkakas berupa kapak (beliung) yang terbuat dari batu rijang, dan bebatuan lain yang dinamakan perkutor.
Ketua Karangtaruna Udin Tugaswara didampingi koleganya Narli, S.Pd menjelaskan, hamparan fosil molusca ditemukan di semua gua yang terdapat di Ds. Selasari Kc. Parigi (kedalaman sekitar 50 m -200 m). Selain di dalam gua, molusca juga berserakan di sekitar pelataran gua yang berjarak belasan meter dari pintu masuk ke dalam gua.
“Keberadaan molusca yang ditemukan di Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang volumenya sangat banyak. Temuannya tidak saja di dalam gua tetapi juga di luar gua,” kata Udin.
Kabid Budpora Kab. Pangandaran Dr. Erik Krisna Yudha melalui Kasi Seni Budaya Aceng Hasim, M.Pd. menjelaskan, fosil molusca (cangkang kerang) yang terdapat di gua Ds. Selasari diduga kuat sebagai sisa makanan manusia prasejarah yang hidup di lokasi tersebut. Setelah isinya dikonsumsi, cangkang kerang mereka gundukkan di sebuah sudut yang terdapat di dalam gua, atau di buang ke luar.
“Menurut kajian literatur, keberadaan fosil molusca di dalam gua dalam jumlah yang banyak diyakini sebagai sampah sisa makanan manusia prasejarah. Apalagi, di sekitar lokasi ditemukan juga fosil tulang, kapak beliung, dan beberapa buah perkutor, sehingga hal itu memberi petunjuk adanya manusia prasejarah di sejumlah gua Selasari,” kata Aceng.
Deputi Penyuluh Bidang Kebudayaan dan Parawisata Kemendikbud, Agus Mulyana, SH. Membenarkan temuan molusca di beberapa gua di Ds. Selasari. Terkait temuan tersebut, pihaknya akan melakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan lebih banyak ahli yang terkait arkeleologi.
“Jelas ini temuan baru daerah Jawa Barat. Temuan jejak kehidupan manusia prasejarah, sebelumnya hanya ada di Gua Pawon, Bandung Barat,” kata Agus.
Atas temuan molusca itu, diduga di dalam goa di Selasari juga terdapat fosil manusia prasejarah. Melihat jejaknya, kata dia, gua-gua tersebut cukup lama dihuni oleh mereka.
Sumber : http://www.kabar-priangan.com/news/detail/13037
By : Dede N
Kini, Paket Santirah River Tubing Hanya Rp 99rb + Nasi Liwet Ayo booking sekarang juga!
BalasHapus