Jumat, 21 Maret 2014

Relief Tapak Kaki Raksasa di Desa Selasari


Parigi,Budpora-pagandaran.tk, Pasca penempuan makam kuno yang diduga peninggalan sejarah di Desa Selasari, Kec. Parigi, juga ditemukan benda bersejarah lainnya, kemarin di Kecamatan Parigi, tepatnya di tepi Sungai Cikole (Blok Taringgul) dan di Sungai Cimanggu (Blok Giriharja) ditemukan yang diduga relief telapak kaki manusia berukuran besar (raksasa) pada sebuah lempengan batu kali (batu hitam).
Dugaan sementara, tinggalan sejarah yang lazim disebut “ta­pak batu” tersebut merupakan se­buah prasasti untuk menengarai adanya kerajaan di daerah sekitar. Hipotesis lain, ben­da bersejarah tersebut merupakan tapal batas kerajaan.
Tapak batu di tepi Sungai Cikole dan di Sungai Cimanggu berukuran relatif sama. Yaitu, memiliki panjang sekitar 50 cm dan lebar 40 cm, sedangkan kedalamannya sekitar 10 cm.
Tapak batu tersebut, berada pada lempengan batu kali ber­ukuran 3 m x 10 meter. Bentuk relief telapak kaki manusia tersebut, terdiri dari telapak ka­ki bagian bawah, jempol ka­ki,”jajangkung”, dan jari kelingking. 
Budayawan Kec. Parigi Narli, S.Pd, atau sering disebut Bah Kunay didampingi Ketua Ka­rang Taruna Desa Selasari Udin Tugaswara mengatakan, benda yang dikenal dalam bidang arkeologi disebut “tapak batu”, namun oleh warga sekitar dinamakan “Tapak Budha”. Ke­ber­adaannya sudah ada sejak dahulu kala, dan sering menjadi bahan pembicaraan warga, karena dipandang aneh.
“Warga sekitar Desa Selasari menyebut relief telapak kaki manusia dengan sebutan “Ta­pak Budha”. Legenda yang ber­edar di tengah masyarakat, ben­da bersejarah tersebut me­rupakan bekas telapak kaki mahluk ghaib yang hidup ratusan tahun lalu di wilayah kami,” terang Bah Kunay.
Kabid Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Disdikbudpora Dr. Erik Krisna Yudha, didam­pingi Kasi Budaya, Aceng Ha­sim, M.Pd, menjelaskan, dua buah “tapak batu” dalam kajian sejarah, diduga sebuah prasasti. Bisa juga, kata dia, benda bersejarah tersebut me­rupakan tapal batas kerajaan tertentu.
Untuk memastikan jenis benda tersebut, pihaknya akan melaporkan temuan berjarah ke Badan Arkeologi (Balar). Sehingga tim dari Balar nantinya melakukan penelitian dengan didasarkan pada kajian literatur yang benar.
“Kami berkepentingan untuk mencari tahu tentang keberadaan tapak batu di Sungai Cikole dan di Sungai Cimang­gu. Karena, jika diteliti oleh tim dari Balar, akan lebih jelas jenis dan kaitannya dengan sejarah masa lalu,” papar Erik.

Sumber : http://budpora-pangandaran.tk/berita-193-relief-tapak-kaki-raksasa-di-parigi.html
By : Dede N

1 komentar: