Senin, 24 Maret 2014
WISATA BODY RAFTING GOA LANANG DESA SELASARI
Label:
DOKUMENTASI,
INFO,
NEWS
Lokasi:
indonesia pangandaran
Jumat, 21 Maret 2014
Relief Tapak Kaki Raksasa di Desa Selasari
Parigi,Budpora-pagandaran.tk, Pasca penempuan makam kuno yang diduga peninggalan sejarah di Desa Selasari, Kec. Parigi, juga ditemukan benda bersejarah lainnya, kemarin di Kecamatan Parigi, tepatnya di tepi Sungai Cikole (Blok Taringgul) dan di Sungai Cimanggu (Blok Giriharja) ditemukan yang diduga relief telapak kaki manusia berukuran besar (raksasa) pada sebuah lempengan batu kali (batu hitam).
Dugaan sementara, tinggalan sejarah yang lazim disebut “tapak batu” tersebut merupakan sebuah prasasti untuk menengarai adanya kerajaan di daerah sekitar. Hipotesis lain, benda bersejarah tersebut merupakan tapal batas kerajaan.
Tapak batu di tepi Sungai Cikole dan di Sungai Cimanggu berukuran relatif sama. Yaitu, memiliki panjang sekitar 50 cm dan lebar 40 cm, sedangkan kedalamannya sekitar 10 cm.
Tapak batu tersebut, berada pada lempengan batu kali berukuran 3 m x 10 meter. Bentuk relief telapak kaki manusia tersebut, terdiri dari telapak kaki bagian bawah, jempol kaki,”jajangkung”, dan jari kelingking.
Budayawan Kec. Parigi Narli, S.Pd, atau sering disebut Bah Kunay didampingi Ketua Karang Taruna Desa Selasari Udin Tugaswara mengatakan, benda yang dikenal dalam bidang arkeologi disebut “tapak batu”, namun oleh warga sekitar dinamakan “Tapak Budha”. Keberadaannya sudah ada sejak dahulu kala, dan sering menjadi bahan pembicaraan warga, karena dipandang aneh.
“Warga sekitar Desa Selasari menyebut relief telapak kaki manusia dengan sebutan “Tapak Budha”. Legenda yang beredar di tengah masyarakat, benda bersejarah tersebut merupakan bekas telapak kaki mahluk ghaib yang hidup ratusan tahun lalu di wilayah kami,” terang Bah Kunay.
Kabid Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Disdikbudpora Dr. Erik Krisna Yudha, didampingi Kasi Budaya, Aceng Hasim, M.Pd, menjelaskan, dua buah “tapak batu” dalam kajian sejarah, diduga sebuah prasasti. Bisa juga, kata dia, benda bersejarah tersebut merupakan tapal batas kerajaan tertentu.
Untuk memastikan jenis benda tersebut, pihaknya akan melaporkan temuan berjarah ke Badan Arkeologi (Balar). Sehingga tim dari Balar nantinya melakukan penelitian dengan didasarkan pada kajian literatur yang benar.
“Kami berkepentingan untuk mencari tahu tentang keberadaan tapak batu di Sungai Cikole dan di Sungai Cimanggu. Karena, jika diteliti oleh tim dari Balar, akan lebih jelas jenis dan kaitannya dengan sejarah masa lalu,” papar Erik.
Sumber : http://budpora-pangandaran.tk/berita-193-relief-tapak-kaki-raksasa-di-parigi.html
By : Dede N
Fenomena di Selasari Langka
PARIGI,(KP).- Pascapenemuan dugaan kehidupan prasejarah di Selasari Kecamatan Pargi, setidaknya bakal ada dua kelompok peneliti dari Badan Arkeologi (Balar) Bandung yang akan melakukan penggalian (eskavasi) ke sejumlah gua di Ds. Selasari Kec. Parigi.
Penyuluh Bidang Kebudayaan dan Parawisata Kemendikbud, Agus Mulyana, SH. dihubungi via telepon menjelaskan, penumuan jejak kehidupan manusia prasejarah di Ds. Selasari Kec. Parigi menarik perhatian para arkeolog untuk melakukan eskavasi. Pasalnya lokasi gua yang memberikan petunjukan adanya jejak manusia gua itu sangat langka.
“Jejak manusia gua sangat langka. Karena di Jawa Barat hanya ada di Gua Pawon Bandung Barat, sehingga temuan jejak kehidupan manusia prasejarah di Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang menarik perhatian para arkeolog untuk melakukan penggalian dan penelitan,” kata Agus.
Agus menambahkan, mencermati karakteritik lingkungan di sejumlah gua di Ds. Selasari, sangat mirip dengan karakteristik alam di Gua Pawon Bandung Barat. Di kedua lokasi tersebut berada di pegunungan yang mengandung batu karst.
“Hal tersebut semakin memperkuat hipotesis bahwa lingkungan yang diminati manusia prasejarah memang hidup di kawasan gua yang mengandung batu karst, karena hangat,”terang Agus.
Ketua Karang Taruna Udin Tugaswara didampingi koleganya Narli, S.Pd menambahkan, selain ditemukan perkakas yang diduga jejak manusia prasejarah, di sekitar lokasi juga ditemukan bebatuan rijang yang diyakini sebagai bahan dasar untuk membuat perkakas manusia gua.
“Kami menumukan juga batuan rijang yang biasa digunakan menjadi bahan dasar membuat perkakas manusia purba. Masyarakat lokal menyebut batu tersebut sebagai batu paneker,” kata Udin.
Kabid Budpora Kab. Pangandaran Dr. Erik Krisna Yudha melalui Kasi Seni Budaya Aceng Hasim, M.Pd, menghimbau agar masyarakat turut serta memberikan pemeliharaan pada lokasi gua. Khawatir, kata Aceng, tinggalan yang terdapat di dalam gua maupun di sekitarnya menjadi rusak oleh aktivitas manusia.
“Kami imbau kepada masyarakat untuk menjaga keamanan di sekitar gua. Artinya tidak ada aktivitas yang menimbulkan jejak manusia gua menjadi rusak,”kata Aceng.
Sumber : http://www.kabar-priangan.com/news/detail/13052
By : Dede N
Warga Temukan Jejak Kehidupan Manusia Prasejarah
Gua Reregan
PARIGI,(KP).- Sejumlah warga menemukan yang diduga bekas-bekas kehidupan
manusia prasejarah (manusia goa) di beberapa gua alam di Ds. Selasari,
Kec. Parigi, Minggu (17/3). Gua alam yang memberi petunjuk adanya
kehidupan manusia gua pada periode 9000 tahun sebelum Masehi tersebut,
yaitu Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang.
Pascapenemuan tersebut, langsung dilakukan penelitian yang dilakukan oleh sekitar 8 (delapan) orang. Anggota tim peneliti berasal dari Deputi Penyuluh Bidang Kebudayaan dan Parawisata Kemendikbud, Budpora Kab. Pangandaran, dan anggota Karangtaruna, Desa Selasari.
Untuk diketahui, ciri kehidupan manusia prasejarah, hidup masih berpindah-pindah (nomaden). Untuk kelangsungan hidupnya mereka mendapatkan makanan yang disediakan oleh alam (food gathering) berupa cangkang kerang, siput (tenggek/keong) atau hewan yang terdapat di hutan.
Sementara itu, perkakas yang digunakan terbuat dari batu (batu rijang/jasper), tulang, atau tanduk. Perkakas yang biasa mereka gunakan berupa kapak genggam ujung tombak yang bergerigi, serta alat penusuk dari tanduk.
Adapun petunjuk kehidupan manusia prasejarah di Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang, yaitu ditemukannya fosil cangkang kerang (molusca) dan fosil tulang. Selain itu, ditemukkan perkakas berupa kapak (beliung) yang terbuat dari batu rijang, dan bebatuan lain yang dinamakan perkutor.
Ketua Karangtaruna Udin Tugaswara didampingi koleganya Narli, S.Pd menjelaskan, hamparan fosil molusca ditemukan di semua gua yang terdapat di Ds. Selasari Kc. Parigi (kedalaman sekitar 50 m -200 m). Selain di dalam gua, molusca juga berserakan di sekitar pelataran gua yang berjarak belasan meter dari pintu masuk ke dalam gua.
“Keberadaan molusca yang ditemukan di Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang volumenya sangat banyak. Temuannya tidak saja di dalam gua tetapi juga di luar gua,” kata Udin.
Kabid Budpora Kab. Pangandaran Dr. Erik Krisna Yudha melalui Kasi Seni Budaya Aceng Hasim, M.Pd. menjelaskan, fosil molusca (cangkang kerang) yang terdapat di gua Ds. Selasari diduga kuat sebagai sisa makanan manusia prasejarah yang hidup di lokasi tersebut. Setelah isinya dikonsumsi, cangkang kerang mereka gundukkan di sebuah sudut yang terdapat di dalam gua, atau di buang ke luar.
“Menurut kajian literatur, keberadaan fosil molusca di dalam gua dalam jumlah yang banyak diyakini sebagai sampah sisa makanan manusia prasejarah. Apalagi, di sekitar lokasi ditemukan juga fosil tulang, kapak beliung, dan beberapa buah perkutor, sehingga hal itu memberi petunjuk adanya manusia prasejarah di sejumlah gua Selasari,” kata Aceng.
Deputi Penyuluh Bidang Kebudayaan dan Parawisata Kemendikbud, Agus Mulyana, SH. Membenarkan temuan molusca di beberapa gua di Ds. Selasari. Terkait temuan tersebut, pihaknya akan melakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan lebih banyak ahli yang terkait arkeleologi.
“Jelas ini temuan baru daerah Jawa Barat. Temuan jejak kehidupan manusia prasejarah, sebelumnya hanya ada di Gua Pawon, Bandung Barat,” kata Agus.
Atas temuan molusca itu, diduga di dalam goa di Selasari juga terdapat fosil manusia prasejarah. Melihat jejaknya, kata dia, gua-gua tersebut cukup lama dihuni oleh mereka.
Pascapenemuan tersebut, langsung dilakukan penelitian yang dilakukan oleh sekitar 8 (delapan) orang. Anggota tim peneliti berasal dari Deputi Penyuluh Bidang Kebudayaan dan Parawisata Kemendikbud, Budpora Kab. Pangandaran, dan anggota Karangtaruna, Desa Selasari.
Untuk diketahui, ciri kehidupan manusia prasejarah, hidup masih berpindah-pindah (nomaden). Untuk kelangsungan hidupnya mereka mendapatkan makanan yang disediakan oleh alam (food gathering) berupa cangkang kerang, siput (tenggek/keong) atau hewan yang terdapat di hutan.
Sementara itu, perkakas yang digunakan terbuat dari batu (batu rijang/jasper), tulang, atau tanduk. Perkakas yang biasa mereka gunakan berupa kapak genggam ujung tombak yang bergerigi, serta alat penusuk dari tanduk.
Adapun petunjuk kehidupan manusia prasejarah di Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang, yaitu ditemukannya fosil cangkang kerang (molusca) dan fosil tulang. Selain itu, ditemukkan perkakas berupa kapak (beliung) yang terbuat dari batu rijang, dan bebatuan lain yang dinamakan perkutor.
Ketua Karangtaruna Udin Tugaswara didampingi koleganya Narli, S.Pd menjelaskan, hamparan fosil molusca ditemukan di semua gua yang terdapat di Ds. Selasari Kc. Parigi (kedalaman sekitar 50 m -200 m). Selain di dalam gua, molusca juga berserakan di sekitar pelataran gua yang berjarak belasan meter dari pintu masuk ke dalam gua.
“Keberadaan molusca yang ditemukan di Gua Sutra Reregan, Gua Panggung, Gua Peteng, dan Gua Lanang volumenya sangat banyak. Temuannya tidak saja di dalam gua tetapi juga di luar gua,” kata Udin.
Kabid Budpora Kab. Pangandaran Dr. Erik Krisna Yudha melalui Kasi Seni Budaya Aceng Hasim, M.Pd. menjelaskan, fosil molusca (cangkang kerang) yang terdapat di gua Ds. Selasari diduga kuat sebagai sisa makanan manusia prasejarah yang hidup di lokasi tersebut. Setelah isinya dikonsumsi, cangkang kerang mereka gundukkan di sebuah sudut yang terdapat di dalam gua, atau di buang ke luar.
“Menurut kajian literatur, keberadaan fosil molusca di dalam gua dalam jumlah yang banyak diyakini sebagai sampah sisa makanan manusia prasejarah. Apalagi, di sekitar lokasi ditemukan juga fosil tulang, kapak beliung, dan beberapa buah perkutor, sehingga hal itu memberi petunjuk adanya manusia prasejarah di sejumlah gua Selasari,” kata Aceng.
Deputi Penyuluh Bidang Kebudayaan dan Parawisata Kemendikbud, Agus Mulyana, SH. Membenarkan temuan molusca di beberapa gua di Ds. Selasari. Terkait temuan tersebut, pihaknya akan melakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan lebih banyak ahli yang terkait arkeleologi.
“Jelas ini temuan baru daerah Jawa Barat. Temuan jejak kehidupan manusia prasejarah, sebelumnya hanya ada di Gua Pawon, Bandung Barat,” kata Agus.
Atas temuan molusca itu, diduga di dalam goa di Selasari juga terdapat fosil manusia prasejarah. Melihat jejaknya, kata dia, gua-gua tersebut cukup lama dihuni oleh mereka.
Sumber : http://www.kabar-priangan.com/news/detail/13037
By : Dede N
Minggu, 16 Maret 2014
GOA KARATON (Dsn Cikawung Desa Selasari)
lETAK DESA WISATA SELASARI
DESA WISATA SELASARI
Sebelah Utara : Desa Bangunkarya Kec. Langkaplancar
Sebelah Selatan : Desa Cintaratu Kec. Parigi
Sebelah Timur : Desa Ci Kec.kalong/Bojong Kec.Sidamulih/Parigi
Sebelah Barat : Desa Jadimulya Kec. Sidamulih
1. Nama Desa : SELASARI
2. Kecamatan : PARIGI
3. Kabupaten : PANGANDARAN
4. Luas Wilayah : 1.935 Ha
Letak dan Luas wilayah
DESA SELASARI merupakan salah satu desa dari tujuh desa yang berada di kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat. DESA SELASARI memiliki perbukitan yang cukup indah, dengan udaranya yang sejuk berkisar 28 C dengan pesawahan yang luas. Mempunyai luas wilayah 1.935 Ha.
Dengan demikian banyak potensi alam yang indah yang tersimpan di Desa Selasari, Berdasarkan Hasil Survey Tim Survey Wisata Selasari Ada lebih dari 90 Goa yang terdapat di Desa Wisata Selasari. Diantaranya terletak di Pusat Wisata Sutra Reregan berada 300 m dari Desa Selasari, ada 15 Goa yang terletak di Area wisata yang terletak di Dusun Salakambang, 7 diantaranya yang bisa di Kunjungi oleh para wisatawan, DesaWisata Selasri bukan hanya menyuguhkan wisata goa saja ada Wisata Body rafting yang terletak di Dusun Karang Mukti 1 Km dari Pusat Wisata Sutra Reregan, Wisata Body Rafting ini menyuguhkan bukanhanya wisata air yang jernihnya saja melainkan dengan panorama alam, 6 air Terjun dan 5 Goa dengan max Panjang 100 m.
Bukan Desa Wisata Selasari namnya jika tidak menyuguhkan tambahan wisata - wisata lainya di antaranya Wiata Kampung Buhun Desa Cilulumpang (Dsn Karang Mukti), Situs Budaya Goa Lanang (Dsn Cikawung).
Dari 3 Titik Wisata yang ada di desa Selasari mash bnyak lagi paket wisata yang di suguhkan, namun untuk saat ini masih dalam proses pengarapan.
By : Dede N
Rabu, 12 Maret 2014
DAFTAR KEPENGURUSAN DESA WISATA SELASARI
DAFTAR KEPENGURUSAN DESA WISATA SELASARI
PELINDUNG : KEPALA DESA
PENASEHAT :
KETUA LPM
KETUA I : NARLI (ABAH KUNAY)
KETUA II : YADI GUNAWAN
SEKRETARIS I :
GALIH AVO MEGI
BENDAHARA :
LELA, DINI FERDIANI
SEKSI-SEKSI
1.
SEKSI HUMAS
-
NOVIS
-
AJIJI
-
AAD SUPRIYADI
-
UDIN TUGASWARA (KOORDINATOR)
-
NANA RUHYANA
-
ANDANG SURYANA
-
TAOPIK
-
DIAN AMRULLOH
|
2.
SEKSI KEAMANAN
-
SUHERYADI (KOORDINATOR)
-
SAHYO
-
ESTIK APIANTONA
-
SURJO
-
JUHDI
-
PENDI
-
SUHENDIN
|
3. SEKSI
SARANA DAN PRASARANA
-
KUSYANA
-
BUDI
-
YUDI ANDRIYANA
-
UMAR SUWANDA (KOORDINATOR)
-
NAYO
-
RIKI RISDIANSYAH
4. SEKSI
PUBLIKASI/DOKUMENTASI
-
ASEP KARTIWA
5. SEKSI
ROHANI
-
H. MAMAN
-
H. DAYAT
6. JURU
KUNCI GOA
-
H. KARSA
-
DANANG SUARLI
-
SAHYO
-
UMIN (EYANG ANOM)
-
SAHIDIN SUFRIATNA
-
A. HAPIDI
-
KI KUDIK
7. SEKSI
KESEHATAN
-
H. DEDE (KOORDINATOR)
-
KAMAL MM
-
SUDESTI S
-
ETIN
-
SARYAT
8. BUDAYAWAN
-
PURKON SUYONO
-
SAHIDIN SUPRIATNA
-
APAN RAHMAT ( SENI )
9. SEKSI
KULINER
-
SUMYETI
-
TIM KULINER
10. SEKSI SURVEY
-
YANA
-
GARA
-
DEDE NURHIDAYAT
-
ARDAN
-
IRWAN
11. SEKSI PERALATAN
-
ABDUL ROJAK
-
DADAN GANDARA
-
DE IRWAN
-
AYIP ROSIDIN
-
APEP
-
FERI DM
KETUA KARANGTARUNA
UDIN TUGASWARA
|
KETUA KARANGTARUNA KEPALA DESA SELASARI
UDIN TUGASWARA TASRI, A.Ma.Pd
|
Langganan:
Postingan (Atom)